Perbedaan Persepsi pada Alergi Susu Sapi

Gejala dan tanda alergi pada anak yang sering terjadi sering disalah persepsikan penyebabnya oleh masyarakat. Pendapat tersebut turun temurun terjadi didapatkan dari orang tua atau kakek nenek.

Perbedaan Persepsi pada Alergi Susu Sapi
Gejala dan tanda alergi pada anak yang sering terjadi sering disalah persepsikan penyebabnya oleh masyarakat. Pendapat tersebut turun temurun terjadi didapatkan dari orang tua atau kakek nenek.

Dalam jangka panjang gangguan tersebut ternyata dapat menjadi alat prediksi ke depan. Persepsi berbeda dalam masyarakat dalam menyikapi tanda dan gejala alergi:


Simak juga:
- 20 Tanda dan Gejala Alergi Susu Sapi Pada Anak
- 10 Tanda dan Gejala Alergi Susu Sapi Pada Bayi
- Tanda dan Gejala Susu Sapi Alergi pada Bayi dan Anak (Komplikasi)

• Dermatitis (merah di pipi) sering dianggap karena terkena (“terciprat”) air susu ibu. Keluhan ini juga dialami salah satu orang tua, yaitu seringkali timbul jerawat di wajah atau di punggung atau dada atas..

• Perioral dermatitis (bintik merah di sekitar mulut) sering dianggap sehabis makan lupa membersihkan sisa makanan di sekitar mulut. Padahal sisa makanan tersebut tiap hari pasti ada tetapi keluhan ini hilang timbul. Keluhan ini juga dialami salah satu orang tua,

• Hipersekresi bronkus (napas bunyi grok-grok) sering dianggap karena dokter atau bidan kurang bersih menyedot atau membersihkan cairan ketuban di mulut bayi saat lahir.
 
• Diapers dermatitis (merah di daerah popok) sering dianggap karena pemakaian popok (diapers) padahal setiap hari memakai diapers tetapi hanya saat tertentu tiombul gejala. Keluhan ini juga dialami salah satu orang tua, yaitu sering batuk kecil (berdehem) karena dahak berlebihan di tenggorokan.

• Sering muntah sering dianggap lambungnya sempit atau kecil, atau sering dianggap stress. Keluhan ini juga dialami salah satu orang tua, yaitu sering timbul mual, banyak gas di perut, sering sendawa gelegekan atau gejala maag.

• Sering nyeri perut sering dianggap pura-pura atau alasan menolak makanan hal ini terjadi karena keluhan tersebut sangat ringan dan timbul hanya sebentar. Keluhan ini juga dialami salah satu orang tua, yaitu sering perut rasa tidak enak atau gejala maag.
 
• Sering muntah sering dianggap lambungnya sempit atau kecil, atau sering dianggap stress. Keluhan ini juga dialami salah satu orang tua, yaitu sering timbul mual, banyak gas di perut, sering sendawa gelegekan atau gejala maag.

• Bintil merah di kulit yang berubah menjadi kehitaman atau dermatitis di kulit sering dianggap karena digigit nyamuk atau darah manis, padahal semua anggota keluarga di dalam rumah yang sama tidak mengalaminya. Atau, sering dianggap karena debu atau air kran yang kurang bersih atau karena udara panas atau keringat.

• Tanda lebam kebiruan di tulang kering kaki atau kadang di daerah salah satu pipi sering dianggap karena terbentur atau terjatuh saat berlari atau naik sepeda. Memang kebetulan bahwa anak alergi biasanya anaknya sangat aktif dan tidak bisa diam.

Hal ini biasanya juga dialami oleh salah satu orang tua, tetapi pada orangtua biasanya lokasinya di paha atau lengan atas sering diistilahkan dicubit setan.

• Mata atau telinga gatal, sering digosok-gosok sering dianggap karena mengantuk

• Tanda putih (seperti panu) di pipi, dada atau pungggung sering dianggap karena berenang, padahal banyak anak yang tidak pernah berenang juga mengalaminya.

• Sering seriawan atau luka di mulut sering dianggap karena panas dalam atau kurang vitamin c padahal anak setiap hari makan buah. Sariawan ini juga biasanya sering dialami salah satu orang tua.

• Sulit buang air besar atau tidak buang air besar tiap hari sering dianggap karena karena kurang buah atau sayur padahal anak setiap hari makan buah dan sayur. Gangguan ini juga biasanya sering dialami salah satu orang tua.

Memastikan dan Mencari Penyebab Alergi Susu Sapi

Untuk memastikan penyebab alergi susu sapi bukan dengan tes alergi (tes kulit atau tes darah) tetapi dengan menggunakan provokasi makanan secara buta (double blind placebo control food chalenge = dbpcfc).

Dbpcfc adalah gold standard atau baku emas untuk mencari penyebab secara pasti alergi makanan. Cara dbpcfc tersebut sangat rumit dan membutuhkan waktu, tidak praktis dan biaya yang tidak sedikit. Beberapa pusat layanan alergi anak melakukan modifikasi terhadap cara itu.

Rumah sakit bunda children allergy clinic jakarta melakukan modifikasi dengan cara yang lebih sederhana, murah dan cukup efektif. Modifikasi dbpcfc tersebut dengan melakukan “eliminasi provokasi makanan terbuka sederhana”.

Pemeriksaan alergi yang dianjurkan dan telah terbukti secara klinis adalah tes kulit dan pemeriksaan ige spesifik, tetapi pemeriksaan ini hanya meastikan adanya bakat alergi atau atopi, belum memastikan penyebab alergi.

Bahkan dalam waktu terakhir ini sering dipakai alat diagnosis yang masih sangat kontroversial atau "unproven diagnosis". Namun pemeriksaan ini masih banyak dipakai oleh praktisi kesehatan atau dokter. Di bidang kedokteran pemeriksaan tersebut belum terbukti secara klinis sebagai alat diagnosis karena sensitifitas dan spesifitasnya tidak terlalu baik.

Beberapa pemeriksaan diagnosis yang kontroversial tersebut adalah applied kinesiology, vega testing (electrodermal test), bioresonansi, hair analysis testing in allergy, auriculo-cardiac reflex, provocation-neutralisation tests, nampudripad’s allergy elimination technique (naet), beware of anecdotal and unsubstantiated allergy tests.

Pemeriksaan tes kulit: sensitifitas tinggi tetapi spesifitas rendah. Sedangkan pemeriksaan alternatif (belum terbukti secara ilmiah) seperti test vega, bioresonansi dll sensitifitas dan spesifitasnya rendah sehingga belum memastikan penyebab alergi makanan. Sehingga sebaiknya jangan menghindari dan membolehkan makanan hanya berdasarkan tes kulit dan tes darah

End point

Angka kejadian alergi makanan semakin hari semakin meningkat pesat. Alergi makanan dapat mengganggu semua organ tubuh, termasuk otak dan perilaku anak. Gangguan perilaku yang menyertai adalah anak tampak sangat aktif, emosi tinggi, gangguan tidur malam, keterlambatan bicara, agresif, gangguan konsentrasi, gangguan koordinasi motorik, gangguan belajar hingga memperberat autis dan adhd.

Alergi susu sapi masih misterius dan belum banyak terungkap sehingga disekitar kita banyak timbul kontroversi baik oleh masyarakat atau diantara klinisi (dokter) sehingga kadang membingungkan orangtua. Hingga kini banyak gangguan tersebut di atas masih belum terungkap jelas apa penyebabnya.

Sehingga banyak timbul pendapat berbeda untuk menduga penyebabnya. Seringkali juga dianggap manifestasi normal. Ternyata beberapa gangguan tersebut hilang timbul secara bersamaan berkaitan dengan konsumsi makanan tertentu.

Sering dianggap biasa karena sebagian besar bayi banyak yang mengalami padahal bila tidak diatasi sejak dini dalam jangka panjang saat usia lebih besar gangguan ini beresiko menimbulkan banyak gangguan.

• Coba tanyakan pengalaman ini pada orangtua penderita alergi makanan lainnya atau setelah mengalami sendiri ternyata bahwa alergi makanan sangat mengganggu anak. Maka kita harus lebih percaya pada fakta yang terjadi tersebut, bahwa alergi makanan sangat jahat.

Permasalahan yang timbul adalah : minum obat jangka panjang dan berganti-ganti dokter karena gejala alergi hilang timbul. Pemberian obat alergi jangka panjang adalah bukti kegagalan mengidentifikasi penyebabnya. Hindari minum obat jangka panjang & hindari komplikasi yang terjadi

Alergi dapat dideteksi dan dicegah sejak dini bahkan sejak dalam kandungan, dengan pertambahan usia di atas usia 2 – 7 tahun alergi makanan akan bertahap dapat berkurang

• Gold standard diagnosis atau memastikan makanan penyebab alergi adalah dengan dbpcfc bukan dengan tes kulit, tes darah atau pemeriksaan alergi lainnya.

Meskipun alergi tidak bisa hilang sama sekali, tetapi alergi makanan akan berkurang secara alamiah saat usia tertentu secara bertahap di atas usia 2 – 7 tahun. Menghilang atau berkurangnya alergi tersebut bukan karena obat-obatan, memaksa makanan penyebab alergi, berenang atau pemberian terapi tradisonal lainnya.

Alergi susu sapi pada usia 1 tahun, 45% membaik, pada usia 3 tahun 64% membaik dan usia 3 tahun 85% akan membaik. Menunda makanan penyebab alergi tidak mempengaruhi status gizi anak asalkan mengetahui jenis makanan penggantinya.
susuanakku.com

Top Ad 728x90