Manifestasi Klinis yang sering dikaitkan dengan Alergi Susu Sapi pada Anak
Saluran Nafas dan Hidung: Batuk/pilek lama (lebih dari 2 minggu), Ashma, bersin, hidung buntu, terutama malam dan pagi hari. Mimisan, suara serak, Sinusitis, sering menarik napas dalam.
Kulit: Kulit timbul bisul, kemerahan, bercak putih dan bekas hitam seperti tergigit nyamuk. Warna putih pada kulit seperti "panu". Sering menggosok mata, hidung, telinga, sering menarik atau memegang alat kelamin karena gatal. Kotoran telinga berlebihan, sedikit berbau, sakit telinga bila ditekan (otitis eksterna).
Simak juga : 10 Tanda dan Gejala Alergi Susu Sapi pada Bayi
Saluran Cerna: Mudah muntah bila menangis, berlari atau makan banyak. Mual pagi hari. Sering Buang Air Besar (BAB) 3 kali sehari atau lebih. Sulit BAB (obstipasi), kotoran bulat kecil hitam seperti kotoran kambing, keras, sering buang angin, berak di celana. Sering kembung, sering buang angin dan bau tajam. Sering nyeri perut.
Gigi dan Mulut: Nyeri gigi, gigi berwarna kuning kecoklatan, gigi rusak, gusi mudah bengkak/berdarah. Bibir kering dan mudah berdarah, sering terkena seriawan, lidah putih & berpulau, mulut berbau, air liur berlebihan.
Pembuluh Darah Vaskulitis (pembuluh darah kecil pecah): sering lebam kebiruan pada tulang kering kaki atau pipi atas seperti bekas terbentur. Berdebar-debar, mudah pingsan, tekanan darah rendah.
Otot dan Tulang: nyeri kaki, kadang nyeri dada terutama saat malam hari
Saluran Kencing: Sering minta kencing, bed wetting (ngompol 2-3 kali semalam)
Mata: Mata gatal, timbul bintil di kelopak mata (hordeolum). Kulit hitam di area bawah kelopak mata. memakai kaca mata (silindris) sejak usia 6-12 tahun.
Hormonal: rambut berlebihan di kaki atau tangan, keputihan, gangguan pertumbuhan tinggi badan. Kepala, telapak kaki/tangan sering teraba hangat. Berkeringat berlebihan meski dingin (malam/ac). Keringat berbau.
Fatique: mudah lelah, sering minta gendong
Gangguan perilaku yang sering menyertai penderita alergi susu sapi pada anak. Alergi dapat menyebabkan gangguan otak/perilaku (brain allergy – cerebral allergy).
Susunan Saraf Pusat: sakit kepala, migrain, tics (gerakan mata sering berkedip), Kejang non spesifik (kejang tanpa demam & EEG normal).
Gerakan Motorik Berlebihan
Mata bayi sering melihat ke atas. Tangan dan kaki bergerak terus tidak bisa dibedong/diselimuti. Senang posisi berdiri bila digendong, sering minta turun atau sering menggerakkan kepala ke belakang, membentur benturkan kepala. Sering bergulung-gulung di kasur, menjatuhkan badan di kasur (“smackdown”}. ”Tomboy” pada anak perempuan : main bola, memanjat dll.
Gangguan Tidur Malam: sulit tidur bolak-balik ujung ke ujung, tidur posisi “nungging”, berbicara, tertawa, berteriak, sering terbangun duduk saat tidur, mimpi buruk, "beradu gigi"
Agresifitas Meningkat: sering memukul kepala sendiri, orang lain. Sering menggigit, menjilat, mencubit, menjambak (seperti "gemes")
Gangguan Konsentrasi: cepat bosan sesuatu aktifitas kecuali menonton televisi, main game, baca komik, belajar. Mengerjakan sesuatu tidak bisa lama, tidak teliti, sering kehilangan barang, tidak mau antri, pelupa, suka "bengong", tapi anak tampak cerdas
Emosi Tinggi: mudah marah, sering berteriak /mengamuk/tantrum, keras kepala, negatifisme
Gangguan Keseimbangan Koordinasi dan Motorik: Terlambat bolak-balik, duduk, merangkak dan berjalan. Jalan terburu-buru, mudah terjatuh/ menabrak, duduk leter ”W”.
Gangguan Sensoris: sensitif terhadap suara (frekuensi tinggi), cahaya (silau), raba (jalan jinjit, flat foot, mudah geli, mudah jijik)
Gangguan Oral Motorik: Terlambat Bicara, bicara terburu-buru, cadel, gagap.
Gangguan Menelan/Mengunyah, tidak bisa makan makanan berserat (daging sapi, sayur, nasi) Disertai keterlambatan pertumbuhan gigi.
Impulsif: banyak bicara,tertawa berlebihan, sering memotong pembicaraan orang lain· Memperberat gejala AUTIS dan ADHD.
susuanakku.com
Bagaimana bila terjadi komplikasi? klik disini.